Profil Desa Pangawaren

Ketahui informasi secara rinci Desa Pangawaren mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.

Desa Pangawaren

Tentang Kami

Profil Desa Pangawaren, Kecamatan Karangpucung, Cilacap. Mengulas potret wilayah agraris yang tangguh, menyeimbangkan potensi ekonomi dari pertanian dan perkebunan dengan tantangan mitigasi bencana banjir dan longsor yang rutin terjadi.

  • Tangguh Hadapi Bencana

    Desa Pangawaren memiliki karakteristik sebagai wilayah yang secara rutin menghadapi bencana alam, terutama banjir dari luapan Sungai Cimentek dan Cihaur, yang membentuk resiliensi sosial dan prioritas pembangunan infrastruktur.

  • Ekonomi Agraris

    Perekonomian desa bertumpu pada sektor pertanian, dengan sawah tadah hujan dan perkebunan sebagai sumber mata pencaharian utama bagi ribuan warganya, menjadikan isu lahan dan irigasi sangat vital.

  • Pemerintahan Progresif dan Sosial Budaya Aktif

    Di bawah kepemimpinan yang aktif, desa ini menunjukkan kemajuan dalam pembangunan infrastruktur mitigasi bencana (jembatan, jalan) dan memiliki kehidupan sosial budaya yang hidup, seperti tradisi Grebeg Suran.

Pasang Disini

Desa Pangawaren, yang terletak di Kecamatan Karangpucung, Kabupaten Cilacap, merupakan sebuah etalase kehidupan masyarakat yang tangguh dan dinamis. Wilayah ini secara konsisten menunjukkan kemampuannya untuk beradaptasi dan berkembang di tengah dua kekuatan yang kontras: potensi sumber daya alam agraris yang subur dan tantangan bencana hidrometeorologi yang datang secara berkala. Di bawah kepemimpinan pemerintah desa yang responsif, masyarakat Pangawaren terus bergerak maju, menyeimbangkan upaya peningkatan kesejahteraan dengan agenda mitigasi risiko bencana yang tidak pernah surut.

Sebagai salah satu desa di wilayah barat Kabupaten Cilacap, Pangawaren memegang peran penting dalam konstelasi sosial dan ekonomi Kecamatan Karangpucung. Perekonomiannya yang berbasis pada lahan pertanian menjadi penopang hidup bagi ribuan jiwa. Namun nama Pangawaren kerap kali muncul dalam pemberitaan bukan hanya karena potensi ekonominya, melainkan karena posisinya yang berada di zona rawan bencana. Luapan sungai yang memicu banjir dan pergerakan tanah yang menyebabkan longsor ialah realitas yang dihadapi warga hampir setiap musim penghujan. Kondisi ini membentuk karakter desa, mendorong lahirnya ketangguhan komunal dan menjadikan pembangunan infrastruktur pengendali bencana sebagai prioritas utama.

Geografi dan Tantangan Hidrometeorologi

Secara administratif, Desa Pangawaren memiliki luas wilayah 727,02 hektare. Wilayah ini didominasi oleh topografi dataran rendah yang diapit oleh perbukitan, sebuah kondisi geografis yang membuatnya subur sekaligus rentan. Berdasarkan data Pemerintah Kabupaten Cilacap, desa ini menjadi tempat tinggal bagi 6.561 jiwa yang tersebar di beberapa dusun atau grumbul, di antaranya Dusun Cimentek, Bojonggedang dan Grugu.

Tantangan terbesar bagi Desa Pangawaren yaitu posisinya yang dilintasi oleh dua sungai utama, yakni Sungai Cimentek dan Sungai Cihaur. Setiap kali intensitas hujan meningkat, kedua sungai ini berpotensi meluap dan merendam permukiman serta area persawahan warga. Catatan pemberitaan dari berbagai media lokal secara konsisten mendokumentasikan kejadian banjir di Pangawaren, menjadikannya salah satu titik fokus penanganan bencana oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cilacap. Selain banjir, beberapa area perbukitan di desa ini juga memiliki kerawanan terhadap bencana tanah longsor, menambah kompleksitas risiko yang harus dihadapi masyarakat dan pemerintah desa. Kondisi geografis ini menuntut adanya tata ruang wilayah yang cermat dan sistem peringatan dini yang efektif.

Pemerintahan dan Pembangunan Infrastruktur

Roda pemerintahan Desa Pangawaren saat ini dipimpin oleh Kepala Desa Ito, S.E. Di bawah kepemimpinannya, pemerintah desa menunjukkan fokus yang jelas pada pembangunan infrastruktur, terutama yang berkaitan langsung dengan mitigasi bencana dan peningkatan konektivitas ekonomi. Kesadaran akan kerentanan wilayah mendorong alokasi sumber daya, baik dari Dana Desa maupun bantuan pemerintah daerah, untuk proyek-proyek strategis.

Salah satu realisasi pembangunan yang signifikan yakni konstruksi jembatan baru di Dusun Grugu yang dilaporkan pada pertengahan tahun 2024. Pembangunan jembatan ini bukan sekadar proyek konektivitas biasa, melainkan sebuah urat nadi vital yang memastikan mobilitas warga dan jalur evakuasi tidak terputus saat banjir melanda. Selain jembatan, program perbaikan dan penguatan tanggul sungai serta normalisasi alur sungai menjadi agenda rutin yang diusulkan dalam musyawarah perencanaan pembangunan (Musrenbang) desa.

Transparansi anggaran menjadi salah satu aspek yang diperhatikan, di mana informasi mengenai pendapatan dan belanja desa, termasuk yang bersumber dari hasil usaha desa dan partisipasi masyarakat, dipublikasikan agar dapat diakses oleh warga. Hal ini menunjukkan adanya upaya membangun tata kelola pemerintahan yang baik sebagai fondasi untuk pembangunan yang berkelanjutan dan akuntabel.

Perekonomian Berbasis Pertanian dan Perkebunan

Sektor pertanian merupakan pilar utama yang menopang struktur ekonomi Desa Pangawaren. Sebagian besar penduduknya bekerja sebagai petani, mengolah lahan sawah dan kebun yang menjadi sumber pendapatan utama keluarga. Padi merupakan komoditas andalan dari lahan persawahan, yang hasilnya digunakan untuk konsumsi lokal maupun dijual ke pasar yang lebih luas. Selain padi, sektor perkebunan juga turut memberikan kontribusi signifikan bagi perekonomian warga.

Meskipun subur, sektor pertanian di Pangawaren menghadapi tantangan berat akibat bencana banjir yang berulang. Kerugian akibat gagal panen menjadi risiko yang selalu membayangi para petani. Luapan air sungai dapat merendam puluhan hingga ratusan hektare sawah, menyebabkan kerusakan tanaman dan kerugian material yang tidak sedikit. Oleh karena itu, program-program seperti pembangunan saluran irigasi yang tahan terhadap luapan banjir dan pengenalan varietas padi yang lebih tahan genangan menjadi sangat relevan untuk dikembangkan.

Pemerintah desa, melalui program-program seperti Bantuan Langsung Tunai Dana Desa (BLT-DD), juga memberikan jaring pengaman sosial bagi keluarga miskin dan rentan, termasuk mereka yang terdampak bencana dan kehilangan mata pencaharian sementara.

Kehidupan Sosial dan Kekuatan Budaya

Di tengah tantangan alam yang dihadapi, masyarakat Desa Pangawaren menunjukkan tingkat kohesi sosial dan ketahanan komunal yang tinggi. Semangat gotong royong terwujud nyata, terutama saat menghadapi bencana. Warga secara swadaya bahu-membahu dalam proses evakuasi, mendirikan dapur umum, hingga membersihkan lingkungan pasca-banjir. Organisasi kepemudaan seperti Karang Taruna juga berperan aktif dalam berbagai kegiatan sosial dan tanggap darurat di tingkat desa.

Salah satu penanda hidupnya kebudayaan di Pangawaren ialah penyelenggaraan acara "Grebeg Suran". Tradisi yang dilaksanakan untuk menyambut Tahun Baru Islam (1 Suro) ini menjadi wadah ekspresi budaya dan ajang silaturahmi akbar bagi seluruh warga. Penyelenggaraan acara semacam ini membuktikan bahwa masyarakat tidak hanya fokus pada tantangan fisik, tetapi juga terus merawat warisan budaya dan modal sosial yang memperkuat ikatan mereka sebagai satu komunitas. Kehidupan keagamaan yang rukun juga menjadi fondasi spiritual yang memberikan kekuatan bagi warga dalam menghadapi setiap cobaan.

Tantangan Masa Depan dan Arah Pembangunan

Ke depan, Desa Pangawaren menghadapi agenda pembangunan yang kompleks. Prioritas utama yang tidak bisa ditawar lagi ialah penguatan sistem mitigasi bencana secara terintegrasi. Hal ini mencakup pembangunan infrastruktur fisik seperti tanggul permanen dan sabo dam, serta penguatan sistem non-fisik seperti edukasi kebencanaan bagi masyarakat dan pengembangan jalur evakuasi yang aman di setiap dusun. Kolaborasi yang lebih erat dengan pemerintah kabupaten, provinsi, dan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) menjadi kunci untuk merealisasikan proyek-proyek mitigasi berskala besar.

Di sektor ekonomi, diversifikasi usaha di luar pertanian perlu didorong untuk mengurangi ketergantungan pada sektor yang rentan terhadap iklim dan bencana. Pengembangan usaha kecil dan menengah (UKM) di bidang pengolahan hasil pertanian, kerajinan, atau jasa dapat menjadi alternatif sumber pendapatan bagi warga.

Pada akhirnya, kisah Desa Pangawaren ialah cerminan perjuangan dan optimisme. Ini merupakan profil sebuah desa yang menolak untuk menyerah pada tantangan alam. Dengan modal sosial yang kuat, kepemimpinan yang progresif, dan semangat gotong royong yang terus menyala, Desa Pangawaren memiliki potensi besar untuk bertransformasi dari desa yang identik dengan bencana menjadi desa yang dikenal karena ketangguhan dan kemandiriannya.